Siang tadi saya seperti hari-hari lainnya, melewati jalan protokol dari rumah menuju kantor. Sampai di jalan raya, suara meraung-raung terdengar dikejauhan dalam kondisi menunggu lampu merah di perempatan Sumur Pecung, Kota Serang.
Pikiran pertama saya pasti akan ada mobil ambulance yang akan lewat... namun dugaan saya meleset, karena yang lewat adalah sebuah mobil land cruiser warna hitam berplat (A 45 CH-plat hitam) di dampingi oleh sebuah mobil polisi didepannya. Waduh... enak bener orang didalamnya, tidak usah menunggu lamanya lampu merah berganti warna... tidak usah menunggu dalam terik matahari.... hiks
Saya jadi berpikir lagi, bukankah beberapa tahun silam ada peraturan jika pengawalan tidak dibolehkan selain pejabat tertentu (ini juga masih dipertanyakan..? kenapa harus pejabat). Yang melintas barusan adalah sebuah mobil kandidat pemilihan Bupati Serang dengan slogan 'Tuntas'... weleh-weleh, saya jadi heran plus bingung... bisa-bisanya sebuah mobil 'biasa' yang tertempel atribut pilkada melenggang dengan pengawalan polisi melabrak lampu merah dan beberapa polisi lainnya memberhentikan kendaraan lain, walaupun saat itu lampu sedang hijau...
Saya jadi teringat beberapa 'gerombolan' motor besar yang sering lewat saat hari libur selalu mengeluarkan suara meraung-raung saat melewati jalan protokol dan konyolnya selalu didampingi oleh aparat kepolisian... huff. Kami-kami rakyat jelata yang hanya mengendarai mobil biasa, angkot, motor dan sepeda apalagi becak... harus menyingkir terlebih dahulu ke tepian jalan untuk memberikan jalur kepada rombongan dengan pengawalan tersebut.
Dipikir-pikir, kita seperti warga negara kelas dua dalam sebuah negeri yang kita yakini sudah merdeka ditahun 1945. Saya jadi teringat apakah status kepemilikan kendaraan yang berbeda menyebabkan perbedaan pelayanan selaku pengguna jalan..? padahal kita juga membayar pajak saat memperpanjang STNK, membayar pajak saat membuat SIM... huff
Ternyata, banyak orang berlomba jadi pejabat.. seperti jadi Bupati, Walikota, Gubernur atau anggota dewan yang terhormat karena memang pelayanan yang diterima kelak sangat 'aduhai' alias bergelimang penghormatan.... bahkan sampai di cium tangannya sama rakyat.... hmm
Tapi tunggu dulu, apakah mereka memikirkan kita saat sudah menjabat...? No Way...
Pengalaman membuktikan selama kemerdekaan diraih... ujug-ujug pemerintah mau mikirin kita, lah wong mikirin balik modal aja nggak habis-habis.... sebentar ya, saya mau tambah mobil baru, mau tambah rumah baru, mau tambah usaha baru dan mau tambah jabatan untuk kakak, adik, anak, sepupu, adik ipar, suami, istri, sampe nambah pusing rakyat yang melihat kelakuan para petinggi di republik ini.... ciaooooo
whahaaaa...yang ngawal juga demen kang....
BalasHapus