Senin, 07 Juni 2010

Wahai Wakil Rakyat…. Apa lagi yang kau mau..?


Hari-hari terakhir ini ada lagi kabar santer yang terus menerus membuat kuping menjadi panas, mata menjadi merah dan dada bergejolak. Berita apalagi kalau bukan berita seputar anggota dewan yang terhormat.

Belum lagi kering dari ingatan seputar dana pelantikan anggota DPR yang mengeluarkan uang 28,5 miliar, permintaan computer dan laptop baru sebesar Rp 11,03 miliar, biaya renovasi rumah dengan total nilai 300 Milyar, permintaan mobil baru seharga 1.8 Milyar perorang, Biaya renovasi gedung DPR senilai 1.8 Trilyun… dan terakhir permintaan dana aspirasi setiap anggota dewan sebesar 15 Milyar perorang….. wuiiih, jangan coba hitung berapa angka nol jika semua nilai-nilai tersebut dijumlahkan…..

Saya hanya bisa mengurut dada melihat pola dan tingkah laku para wakil rakyat yang terhormat. Perdebatan seputar dana aspirasi seperti alur sinetron yang tidak ada ujung pangkalnya. Satu fraksi mendukung habis-habisan, fraksi lainnya menolak dengan ‘gagah’ didepan media namun tidak dinyatakan dalam suara bulat secara utuh melalui suara fraksi, dan ujung-ujungnya memang mereka sangat mengharapkan agar dana 15 milyar tetap bisa GOLLLL….

Sejak dilantik menjadi anggota dewan yang terhormat, para wakil rakyat seperti berlomba ‘memerah’ arus keuangan negara dengan beragam cara. Dengan alasan untuk menunjang kinerja dan produktifitas maka diperlukan beragam fasilitas yang mendukung agar semuanya berjalan lancar…. Weleh-weleh…

Perlombaan menunjukkan ‘kegagahan’ seperti hal lumrah untuk dipertontonkan kepada khalayak dan ummat yang memilihnya. Berita penolakan seperti angin lalu yang masuk telinga kiri dan akhirnya dengan mulus keluar melalui telinga kanan. Tidak ada rasa berdosa.. ataukah memang rasa berdosa itu sudah menguap entah kemana…???

Minggu kemarin saat saya mengikuti meeting dengan rekan Jepang di Hotel Atlet Century di Senayan-Jakarta, terlihat masuk ke lobby hotel salah seorang anggota dewan yang baru turun dari mobil Jeep Hummer…. Ya, dengan senyum kembang merekah tebar pesona gagah gemulai menapaki lobby hotel, beberapa room boy dan resepsionis berbisik-bisik dan saling pandang, lantas rekan saya dari Jepang menanyakan apakah mengenal orang tersebut… saya bilang saya mengenalnya tapi saya sangsi apakah beliau mengenal saya… hahahaha (Ge-Er amat sih..) Sebuah parodi tentang wakil rakyat sempat menjadi buah bibir di pagi itu menemani kami sarapan…. Hmmmmm, padahal gossip ini telah lama menjadi topik yang menarik dalam milis dan berita... huff

Akhirnya pembicaraan kami berputar kesana-kesini dalam meeting pagi itu yang menjadi hambar bagi saya. Beberapa hari lalu, rekan saya dari Jepang kembali mengirim berita seputar Perdana Menteri Hatoyama yang mengundurkan diri dari jabatnnya yang baru di emban beberapa bulan…. Salah satu alasannya adalah karena beliau tidak dapat menepati janji kampanye disamping tekanan rakyat seputar pangkalan amerika di Jepang….. saya jadi berpikir, kapan ada pemimpin atau wakil rakyat yang mau mengundurkan diri dari jabatannya bila mereka tidak bisa menepati janjinya saat kampanye. Belum lagi selesai gossip seputar tarik ulur dan men-delay-kan kasus-kasus hukum yang berimbas kepada hajat hidup orang banyak, beragam berita memilukan menghampiri kita setiap hari.

Bulan kemarin, saya beberapa kali bertemu dengan sahabat sekaligus ‘guru’ politik saya di Singapura… beliau mantan Anggota Parlemen, Mantan Sekretaris Kabinet dan mantan major (setingkat walikota). Saya terkadang menjadi malu sendiri, karena dalam kesibukan beliau menjabat sebagai komisaris di beberapa perusahaan di Singapura masih mau menjemput saya hingga beberapa kali di Changi Airport, padahal sudah saya tolak namun kata beliau lebih santai kalau ngobrol berawal dari airport….

Beberapa topik pembicaraan yang sering saya ajukan adalah gaya hidup para wakil rakyat Singapura. Walaupun beberapa rekan saya mati-matian benci dengan Singapura dengan alasan ‘pelindung’ para koruptor… tapi memang semuanya dikembalikan kepada political will pemerintah kita sendiri… kalau seorang Gayus dapat dipulangkan dengan mudah, mengapa koruptor kelas kakap lainnya tidak dapat dipulangkan dengan cara yang sama…? Ada apa dibalik semua ini..? saya hanya melihat ada udang dibalik rempeyek….

Sahabat saya tersebut menceritakan bagaimana keseharian menteri dan anggota parlemen di Singapura yang harus ‘minimal’ menyamai gaya hidup warga kebanyakan, dalam arti tidak boleh jor-joran sementara rakyatnya hidup dalam penderitaan. Begitu pula dengan aturan hukum yang berlaku sama, apakah masih menjabat ataupun setelah tidak menjabat. Dipikir-pikir, saya jadi malu hati sendiri melihat negeri ini…. Huff… semnagats… semangats… ganbatte

Minggu kemarin saya berkesempatan mengunjungi sahabat saya seorang ustadz muda di Ujung Kulon. Untuk mendatangi pesantrennya, mobil kami harus berjibaku dengan lumpur dan aneka lubang yang siap menggoyang seisi mobil… gerrrr. Jarak tempuh Jakarta-Ujung Kulon sejauh 230 kilometer harus kami tempuh dalam lima jam perjalanan darat tanpa istirahat…. Weleh-weleh,,,,, kata teman saya yang turut serta dari Jakarta, nikmati saja Indonesia kita….

Saya masih ingat beberapa janji saat kampanye…. Penguatan infrastruktur (entah infrastruktur yang mana yang mau diperkuat..? infrastruktur keuangan pribadi atau alur dan jalur lalu lintas..?). Rekan-rekan saya di PHRI (Persatuan Hotel & Restaurant Indonesia) Cabang Banten sampai harus ‘mengemis’ agar jalan dari dan ke lokasi wisata diperhatikan…. Nyatanya, sampai saat ini jalan menuju Anyer, Carita, Ujung Kulon, Baduy dan Sawarna seperti menjadi pengiring musik hidup yang siap menggoyang isi perut para penumpang mobil yang melintasinya…. Dan mirisnya beberapa kali kecelakaan terjadi disebabkan karena jalanan yang rusak….

Tidak perlu data Gizi buruk, tidak perlu data anak putus sekolah, tidak perlu data jalan rusak… saat ini yang ‘mereka’ butuhkan adalah bagaimana dan selayaknya nafsu syahwat agar dana 15 Milyar per-daerah pemilihan bisa cair… bagaimana agar wibawa dan citra tetap terjaga dihadapan konstituen, bagaimana agar tidak ada lagi yang mengkritisi dan tetap langgeng menikmati dana rakyat hingga tiba waktu kampanye dan telah siap dengan secangkir beras, beberapa bungkus mie instan, kaos bergambar dan selipan amplop sesaat sebelum pemilihan…. Beresss semuanya…. Untuk menikmati pendidikan bermutu, kesehatan berkualitas dan jalan yang mulus, mari kita tidur dulu hingga kita bisa bermimpi…. I Love U full Indonesia….